Sebagai
seorang Praktisi Hypnosis dan Hypnotherapy, saya seringkali menerima pertanyaan
yang berkaitan dengan miskonsepsi seputar Hypnosis yang banyak beredar di
masyarakat. Maka, pada kesempatan ini saya akan menjelaskan mengenai
miskonsepsi tersebut dan fakta-faktanya.
Berikut
adalah miskonsepsi seputar Hypnosis yang banyak beredar di masyarakat:
1. Hypnosis dapat terjadi karena
kekuatan sang Hypnotist.
Miskonsepsi
yang banyak beredar adalah bahwa Hypnosis terjadi karena adalanya
"kekuatan" sang penghipnotis. Sehingga seolah-olah para
Praktisi Hypnosis mempunyai kekuatan khusus yang bisa membuat Subyeknya menjadi
"takluk" dihadapannya. Faktanya adalah bahwa Hypnosis dapat terjadi
karena adanya kemauan dari Subyek sendiri. Dengan kata lain, seseorang hanya
dapat dihipnotis apabila ia tidak menolak proses Hypnosis itu sendiri.
2. Hanya orang-orang yang berpikiran
lemah yang dapat dihipnotis.
Banyak
beredar di masyarakat bahwa orang-orang yang di”hipnotis” di jalan-jalan bisa
terjadi karena mereka memiliki pikiran yang lemah. Bahkan ada beberapa orang
yang memberikan “tips” bahwa untuk menghindari hipnotis, pikiran harus fokus.
Faktanya adalah Hypnosis bisa terjadi justru pada saat pikiran bergeser dari
multi fokus kepada fokus tunggal. Sehingga semakin fokus seseorang, semakin
mudah ia untuk dihipnotis. Selain itu, orang-orang yang memiliki pikiran “lemah”,
seperti orang kurang waras, mabuk, depresi, dll justru lebih sulit untuk
memasuki kondisi Hypnosis karena kemampuan untuk fokusnya sangat lemah.
3. Dalam kondisi terhipnotis, seseorang
akan mengatakan atau melakukan sesuatu diluar kehendaknya.
Dalam sebuah
tayangan di televisi, diperlihatkan bahwa seseorang yang berada di dalam
kondisi Hypnosis mengatakan hal-hal yang sepertinya diluar kehendaknya. Bahkan
tidak jarang diperlihatkan orang-orang tersebut melakukan hal-hal yang diluar
kehendaknya pula. Faktanya adalah dalam kondisi Hypnosis seseorang tetap
memiliki kendali atas pikirannya sendiri. Sehingga apa yang dikatakan atau
dilakukannya sama sekali bukan diluar kehendak Subyek, tetapi karena ada
sugesti tertentu yang membuat Subyek merasa lebih berani untuk mengatakan atau
melakukan hal-hal tertentu pada saat berada dalam kondisi Hypnosis dibanding
pada saat berada dalam kondisi normal.
4. Pada saat dihipnotis seseorang akan
kehilangan kesadaran.
Ini adalah
mitos yang paling umum beredar di masyarakat. Pada saat dihipnotis, Subyek akan
kehilangan kesadaran, sehingga akan kehilangan kendali atas pikirannya sehingga
akan “menurut” pada saat diminta untuk melakukan sesuatu. Faktanya adalah dalam
proses Hypnosis, Subyek tidak akan kehilangan kesadaran melainkan membuka akses
ke pikiran bawah sadar. Untuk menghilangkan kesadaran seseorang, tidak
dibutuhkan metode Hypnosis.
5. Seseorang dapat terjebak dalam
kondisi Hypnosis.
Salah satu
ketakutan Klien saya pada saat akan memulai sesi Hypnotherapy adalah bahwa ia
akan terjebak dalam kondisi Hypnosis dan tidak akan pernah bangun kembali. Faktanya
adalah Hypnosis sama sekali bukan tidur sehingga Subyek memang tidak perlu
untuk bangun. Kedua, semenjak Hypnosis diformulasikan pada tahun 1800an sampai
saat ini, belum ada satu orangpun yang terjebak dalam kondisi Hypnosis. Ketiga,
pada saat seseorang berada dalam kondisi Hypnosis dan tidak mendengar kata-kata
dari Praktisi Hypnosis yang membimbingnya, maka dalam waktu tertentu ia akan “bangun”
dengan sendirinya atau akan memasuki kondisi tidur normal.
Lima hal di
atas adalah miskonsepsi yang umum ditanyakan oleh Klien saya. Semoga dengan
penjelasan ini dapat membawa pencerahan kepada masyarakat luas mengenai
Hypnosis.